Nilai tukar yen Jepang (JPY) masih stabil pada perdagangan Jumat (22/5/2020) pagi, setelah bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) mengumumkan hasil rapat kebijakan moneter darurat beberapa saat lalu.
Pada pukul 8:33 WIB, yen diperdagangkan di kisaran 107,57/US$, yen menguat tipis 0,04% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Di saat yang sama, yen juga menguat 0,02% melawan rupiah di Rp 136,42/JPY.
BoJ pada pukul 8:00 WIB tadi mengumumkan hasil rapat kebijakan moneter darurat, hasilnya program yang mendukung usaha kecil diluncurkan agar mampu bertahan dari kemerosotan ekonomi akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).

Dalam program tersebut, bank komersial akan menyalurkan kredit ke usaha kecil tanpa bunga selama 1 tahun. Sebagai gantinya, BoJ akan memberikan bunga ke bank komersial akan mendapat bunga sebesar 0,1% dari kredit yang disalurkan, sebagaimana dilansir Nikkei Asia Review.
Hanya program tersebut yang diluncurkan oleh BoJ di bawah pimpinan Gubernur Haruhiko Kuroda. Selebihnya, kebijakan masih dipertahankan, suku bunga acuan masih -0,1%, sementara program pembelian aset (quantitative easing/QE) masih senilai 80 triliun yen per tahun.
Perekonomian Jepang memang sedang mengalami kemerosotan. Pada pekan lalu, data dari Pemerintah Jepang hari ini menunjukkan di kuartal I-2020 PDB Jepang mengalami kontraksi alias minus 0,9% quarter-on-quarter (QoQ), sementara secara year-on-year (YoY) minus 3,4%.
Jepang kini resmi mengalami resesi teknikal akibat PDB minus dalam dua kuartal beruntun secara QoQ. Di kuartal IV-2019 lalu, PDB Jepang minus 1,9% QoQ, dan di kuartal sebelumnya stagnan 0%.
Pandemi Covid-19 menjadi penyebab nyungsepnya ekonomi Jepang, bahkan nyaris semua negara di dunia. Ekonomi Jepang sangat terkait perdagangan dengan China dan Amerika Serikat, kedua negara tersebut menerapkan kebijakan karantina wilayah (lockdown) sehingga aktivitas ekonomi menjadi menurun. Akibatnya perekonomian Jepang pun merosot.
Dari dalam negeri, Pemerintah Jepang juga sudah menerapkan kondisi darurat kesehatan nasional, yang membatasi aktivitas warganya, perekonomian pun semakin terpukul.
Oleh karena itu, banyak analis memprediksi Jepang akan mengalami kemerosotan ekonomi terburuk sejak perang dunia II.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20200522083441-17-160166/bank-sentral-jepang-rapat-darurat-yen-apa-kabar