Dolar Amerika Serikat kian melemah pada Selasa (26/05) petang. Pelemahan dolar itu akibat meningkatnya optimisme seputar pemulihan ekonomi global dari pandemi covid-19 yang mendorong tren kenaikan mata uang berisiko di tengah ketegangan Amerika Serikat-Cina.
Mengutip data Investing.com, US Dollar Index turun 0,32% di 99,573 pukul 13.35 WIB. AUD/USD naik 0,53% ke 0,6579 dan NZD/USD 0,61% di 0,6137. Sementara EUR/USD bertambah 0,22% ke 1,0923 dan GBP/USD naik 0,48% di 1,2240.
Di tanah air pukul 12.52 WIB, rupiah USD/IDR masih terpantau melemah 0,34% ke 14.760,0 terhadap dolar AS dan USD/JPY naik 0,15% di 107,86.
Dilansir dari Reuters Selasa (26/05) petang, sektor perdagangan, penanganan pandemi dan langkah Cina untuk mengajukan undang-undang baru terkait Hong Kong semuanya dipandang sebagai katalis potensial bagi kemunduran lebih lanjut hubungan AS-Cina yang sudah sangat sulit ini.
Terbaru akhir pekan ini, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Robert O’Brien memperingatkan kemungkinan pemberian sanksi jika aturan wilayah otonomi Hong Kong dilanggar, dan diplomat utama Cina Wang Yi mengkritik ancaman AS itu sebagai “titik noda”.
Selain itu, Gubernur bank sentral Cina Yi Gang mengisyaratkan kebijakan pelonggaran lanjutan dalam wawancara yang diterbitkan oleh People’s Bank of China (PBOC) pada hari Selasa.
Penurunan perkiraan pertumbuhan ekonomi Singapura untuk ketiga kalinya juga memberikan peringatan baru mengenai dampak buruk pandemi terhadap perekonomian global.