Rilis data terbaru Energy Information Agency (EIA) menjadi kabar buruk bagi pasar minyak mentah dunia. Kenaikan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) membuat harga minyak mentah tergelincir pagi ini.
Semalam EIA melaporkan stok minyak mentah AS periode mingguan yang berakhir pada 5 Juni 2020 naik 5,7 juta barel menjadi 538,1 juta barel. Stok minyak distilat (penyulingan) dan bensin juga naik walau tak sebanyak pekan sebelumnya.
Data resmi pemerintah AS tersebut menyebutkan stok minyak distilasi meningkat 1,57 juta barel sementara untuk bensin persediaannya bertambah 0,87 juta barel. Kenaikan stok ini masih menjadi kekhawatiran di pasar akan lambatnya pemulihan permintaan.
Harga minyak pun menjadi terkoreksi pagi ini. Kamis (11/6/2020) pada 08.10 WIB harga emas hitam terkoreksi lebih dari 2%. Untuk kontrak berjangka Brent harganya turun 2,3% ke US$ 40,77/barel. Sementara untuk acuan AS yakni West Texas Intermediate (WTI) melemah 2,53% ke US$ 38,6/barel.
Baca Juga : Kilau Emas Dunia Kian Meredup
Para analis mengatakan setelah harga minyak meningkat dua kali lipat sejak April, para trader kini mulai merespon berita negatif. “Reli harga minyak mentah baru-baru ini terhenti karena meningkatnya persediaan yang menunjukkan jalan menuju pemulihan akan terjal,” kata analis ANZ dalam sebuah catatan, melansir Reuters.
Menambah sentimen negatif, bank sentral AS, Federal Reserve mengatakan ekonomi Negeri Paman Sam akan terkontraksi 6,5% tahun ini dan tingkat pengangguran akan berada di angka 9,3% pada akhir tahun 2020.
“Para trader jangka pendek akan cenderung untuk menjual langsung atau untuk mengambil keuntungan jika data menunjukkan tren bearish,” kata Stephen Innes, kepala strategi pasar global di Axicorp, sebagaimana diwartakan Reuters.
Lebih lanjut pemulihan ekonomi dan permintaan bahan bakar masih akan dibayangi oleh wabah corona. Total kasus di AS sudah mencapai 2 juta pada hari Rabu (waktu setempat). Angka infeksi baru kembali meningkat mengalami penurunan dalam lima pekan terakhir.Â