Bursa saham AS dibuka terperosok ke zona merah pada pembukaan perdagangan Kamis (16/7), seiring buruknya data tenaga kerja di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 160 poin (-0,6%) pada pembukaan waktu setempat, tapi kemudian surut menjadi 130,91 poin (-0,49%) ke 26739.19. Indeks Nasdaq melemah 100,27 poin (-0,95%) ke 10450.22 sedangkan S&P 500 tertekan 20,82 poin (-0,65%) ke 3205.74.
Klaim pengangguran baru pekan lalu tercatat lebih buruk dari ekspektasi, yakni bertambah 1,3 juta klaim, atau lebih buruk dari proyeksi dalam polling Dow Jones sebesar 1,25 juta. Kabar buruk itu tak cukup ditutup oleh data penjualan ritel yang melompat 7,5% per Juni, atau lebih baik dari ekspektasi sebesar 5,2%.
Paul Ashworth, Kepala Ekonom, mengatakan bahwa penjualan ritel AS mengindikasikan akan ada pembalikan ekonomi pada kuartal ketiga.
“Namun dengan gelombang baru infeksi memicu kembali penutupan dan restriksi di beberapa negara, kami masih berpikir bahwa penyeimbang risiko kuartal ketiga itu ada di sana,†imbuhnya seperti dikutip CNBC International.
Dari sisi kinerja korporasi, belum ada informasi yang cukup membuat investor senang. Bank of America melaporkan laba bersih yang lebih baik dari ekspektasi, tetapi sahamnya anjlok 2% lebih karena perseroan melakukan pencadangan kerugian terkait corona sebesar US$ 4 miliar.
Sejauh ini, kinerja emiten AS masih variatif. Goldman Sachs mencatat laba positif berkat kenaikan pendapatan dari bisnis trading sebesar 93%, demikian juga JPMorgan Chase. Namun, Wells Fargo membukukan kerugian sebesar US$ 2,4 miliar dan memangkas dividen menjadi US$ 0,1 per saham.