Indeks dolar Amerika Serikat (AS) naik hingga 0,3% terhadap sekeranjang mata uang lainnya. Pasar pun terus menyesuaikan dengan suku bunga lebih tinggi dan prospek pertumbuhan ekonomi karena hasil uji coba vaksin bisa menangani corona.
Penguatan dolar menekan Euro turun ke level terendah dalam seminggu karena imbal hasil obligasi AS naik dibandingkan obligasi Eropa. Sementara dolar Selandia Baru naik karena para pedagang mengurangi taruhan bahwa bank sentral akan beralih ke suku bunga negatif.
Ahli Strategi Makro Wells Fargo Securities, Erik Nelson mengatakan, dolar mulai bergerak naik dengan keuntungan ekuitas dalam peralihan dari status safe-haven selama krisis Covid-19.
“Ini adalah perubahan besar dari apa yang dilihat selama beberapa bulan terakhir. Kenaikan pada imbal hasil AS bisa menjadi titik perubahan yang sangat penting untuk melihat bahwa hubungan ekuitas dan dolar mulai berkembang,” kata Nelson, dilansir dari Reuters, Kamis (12/11/2020).
Saham naik di Amerika Serikat dan Eropa dengan Indeks Nasdaq menguat naik 2%. S&P 500 naik hampir 1% dan pan-Eropa STOXX 600 naik 1% untuk membawa kenaikannya minggu ini menjadi 6% .
Sedangkan pergerakan dolar sempat stagnan pada hari Selasa karena menunjukkan pengekangan dan kehati-hatian berkelanjutan tentang seberapa bermanfaat vaksin baru itu dan kapan. Pasalnya, saat ini kasus virus corona meningkat setiap hari di AS dan Eropa.
“Berita (vaksin) tidak diragukan lagi positif, tetapi tentu saja kita perlu mempelajari secara detail dan memikirkan tentang konsekuensi dari keseluruhan proses,” kata Kepala Strategi G10 FX CIBC Capital Markets, Jeremy Stretch.
Euro turun 0,3% menjadi USD1,177 terhadap dolar. Dolar AS naik 0,3% terhadap yen Jepang.