Notulen RBA bulan November yang dirilis pada Selasa pagi (17/November) mengungkapkan bahwa bank sentral Australia tersebut siap memberikan lebih banyak stimulus jika diperlukan setelah memangkas suku bunga acuan ke rekor terendah. Dalam statement-nya, RBA mencatat bahwa suku bunga sudah sangat rendah dan tidak mungkin untuk mengubahnya menjadi negatif.
Dewan pengambil kebijakan RBA seolah sudah kehabisan amunisi dalam menurunkan suku bunga, sehingga pilihan yang paling memungkinkan saat ini adalah dengan membeli lebih banyak obligasi pemerintah senilai 100 miliar dalam kurun enam bulan ke depan. Namun, keberhasilan implementasi rencana ini sangat bergantung pada cara penanganan virus Corona yang baru-baru ini kembali meningkat di kawasan Australia bagian selatan. Secara umum, notulen rapat RBA bulan ini masih mengulangi pernyataan pada bulan sebelumnya, di mana dewan pengambil kebijakan tidak akan menaikkan suku bunga setidaknya selama tiga tahun ke depan. Suku bunga rendah dan stimulus sangat dibutuhkan saat ini untuk menciptakan lapangan kerja lebih banyak dan meningkatkan inflasi hingga sesuai target bank sentral pada kisaran 2-3 persen.
AUD/USD Menguat Ditopang Kuatnya Minat Risiko
Pengumuman notulen rapat RBA bulan November sejatinya telah diantisipasi oleh pelaku pasar sebelumnya, sehingga tidak berdampak signifikan terhadap pergerakan Dolar Australia terhadap Dolar AS. Pada saat berita ini diturunkan, pair AUD/USD menguat tipis dari level Open harian dan diperdagangkan di 0.7320.
Penguatan Dolar Australia kali ini didorong oleh minat risiko yang naik menyusul kabar keberhasilan Moderna Inc. dalam uji coba vaksin COVID-19 dengan efektivitas hingga 94.5 persen. Persentase tersebut lebih tinggi dari pencapaian uji coba vaksin oleh Pfizer yang menghebohkan pada pekan lalu. Kabar positif ini pun menumbuhkan optimisme pelaku pasar dalam upaya mengakhiri pandemi yang selama ini menekan perekonomian global.