Rebound Dolar AS sejak pekan lalu, didorong oleh lonjakan yield US Treasury. Namun, begitu kenaikan yield US Treasury mereda, Dolar pun berbalik melemah.
Dolar AS melemah terhadap mata uang-mata uang mayor di sesi perdagangan Rabu (13/Januari) pagi ini, seiring dengan meredanya kenaikan yield US Treasury. Kenaikan Dolar AS sejak 06 Januari lalu, didorong oleh aksi profit-taking dan lonjakan yield US Treasury. Oleh karena itu, begitu kenaikan yield US Treasury sedikit mereda, reli Dolar pun perlahan kehabisan energi. Yield Treasury AS diperdagangkan lebih rendah pada hari Selasa kemarin, karena banyaknya permintaan atas penjualan obligasi bertenor 10-tahunan sebesar $38 miliar dari Departemen Keuangan. Hal ini membuat para pedagang melakukan covering short position, sehingga membalikkan kenaikan yield obligasi sebelumnya. Saat berita ini ditulis, Indeks Dolar AS (DXY) merosot 0.47 persen ke 90.041 dan menjadi penurunan pertama dari empat sesi. Sedangkan AUD/USD naik 0.99 persen ke 0.7769, dengan para trader forex yang sedang menunjukkan minat kuat terhadap mata uang risiko tinggi seperti Dolar Australia dan Dolar New Zealand.

Dukungan dari kenaikan yield obligasi sejauh ini berhasil mengalahkan kekhawatiran akan dampak pengeluaran ekstra di Amerika Serikat yang dapat memicu kenaikan inflasi secara cepat. Kemenangan Blue Wave untuk mendominasi pemerintahan AS mendongkrak harapan akan tambahan stimulus fiskal yang besar.Â
“Pemilu putaran kedua Senat Georgia (yang memberikan mayoritas kepada Demokrat) benar-benar mengubah lanskap prospek dengan cukup signifikan, karena sekarang potensi stimulus tambahan semakin besar,” kata Tom Simons, ekonom pasar uang di Jefferies di New York.
Ekspektasi tambahan stimulus fiskal ke dalam ekonomi AS juga terkonfirmasi dari pidato Joe Biden kemarin. Presiden AS terpilih tersebut mengatakan bahwa warga Amerika Serikat membutuhkan bantuan ekonomi dari dampak negatif pandemi COVID-19. Biden berjanji akan mengalokasikan anggaran senilai triliunan Dolar untuk hal itu. Namun demikian, para analis memperkirakan bahwa dalam jangka menengah Dolar AS akan kembali melanjutkan penurunannya karena stimulus fiskal dan peluncuran vaksin mencerahkan prospek ekonomi global yang berpotensi mengurangi minat terhadap fungsi safe haven dolar AS.
Pingback: Dolar AS Keok karena The Fed, Harga Emas Dunia Melesat - PT. VICTORY INTERNATIONAL FUTURES