Minyak Kembali Jatuh, Melambatnya Permintaan & Pembatasan Harga Rusia Jadi Fokus

oil rig, oil platform, oil-2205542.jpg

Harga minyak kembali jatuh pada hari Senin (12/09) setelah melewati minggu yang bergejolak. Trader mengukur kekhawatiran atas melambatnya permintaan dan pembatasan harga yang dimotori AS pada ekspor minyak mentah Rusia.

Harga minyak Brent jatuh 1,2% di $91,32 per barel pukul 08.48 WIB dan harga minyak WTI AS jatuh 1,7% di $85,28 per barel menurut data Investing.com. Kedua kontrak ditutup sedikit turun setelah mengalami volatilitas tinggi pekan lalu, karena pengurangan pasokan minimal oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya tidak banyak mengimbangi kekhawatiran permintaan yang melambat di China.

Baca Juga : Euro Menguat, Mata Uang Asia Naik Tipis sebelum Angka Inflasi

Data perdagangan menunjukkan bahwa impor minyak China melambat substansial pada bulan Agustus karena gangguan ekonomi terkait COVID.

Minggu ini, pasar menunggu rincian lanjutan tentang pembatasan harga yang direncanakan Washington bagi ekspor minyak Rusia, yang diperkirakan akan diberlakukan pada bulan Desember. Moskow telah berjanji untuk meningkatkan ekspor minyak mentah ke Asia sebagai tanggapan atas langkah tersebut – tren yang berpotensi menurunkan harga minyak mentah tahun depan.

Harga minyak anjlok dari level tertinggi yang dicapai pada hari-hari awal konflik Rusia-Ukraina tahun ini pasalnya kekhawatiran atas perlambatan aktivitas ekonomi global sebagian besar melebihi gangguan pasokan yang disebabkan oleh konflik.

Tapi tren ini bisa berbalik di musim dingin, terutama karena Uni Eropa mengurangi impor minyak Rusia. Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengingatkan bahwa warga Amerika dapat menghadapi kenaikan harga bensin yang lebih tinggi di musim dingin, dan pembatasan harga yang diusulkan pada minyak Rusia dimaksudkan untuk mengimbangi skenario seperti itu.

AS terus memanfaatkan Cadangan Minyak Strategis (SPR) untuk menstabilkan harga bensin lokal, yang melonjak ke rekor tertinggi awal tahun ini. Hal ini telah membuat jumlah SPR jatuh ke level terendah 40 tahun, dan trader memperkirakan kenaikan besar dalam harga minyak jika pelepasan SPR dihentikan.

Baca Juga : Futures minyak mentah lebih tinggi pada jam perdagangan Asia

Permintaan bensin di AS juga tetap stabil.

Fokus minggu ini juga pada data Inflasi AS yang akan datang, yang akan dirilis pada hari Selasa. Angka tersebut kemungkinan menjadi faktor dalam rencana Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga, yang akan berdampak ke pasar minyak mentah.

Penguatan dolar telah membebani harga minyak mentah tahun ini, mengingat hal itu membuat impor minyak lebih mahal. Importir utama India dan Indonesia khususnya telah merasakan efek dari nilai greenback yang lebih tinggi.

Sumber : Minyak Kembali Jatuh, Melambatnya Permintaan & Pembatasan Harga Rusia Jadi Fokus Oleh Investing.com