
Victory Malang – Pasar emas tetap ada dalam resiko meskipun ada pemulihan mendadak di atas $1,700 per ons pada minggu lalu. Data inflasi yang akan keluar pada minggu ini akan menjadi faktor yang menentukan antara sentimen bearish dan bullish yang akan berlanjut sampai dengan akhir tahun ini.
Setelah membukukan kerugian selama enam bulan berturut-turut antara bulan April sampai bulan September, emas memasuki kuartal ke empat dengan kuat. .
Apa yang Terjadi pada Minggu Lalu?
Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di $1,661, emas mengakhiri minggu lalu dengan kenaikan ke $1,697. Harga emas sudah langsung naik naik $30.70 ke $1,691, dari awalnya pada hari Senin karena keengganan terhadap resiko di pasar. Emas melanjutkan kenaikannya pada hari Selasa ke $1,726 karena kekuatan pembelian yang berkelanjutan. Pada hari Rabu dan Kamis terkoreksi turun secara normal ke sekitar $1,706 dan pada hari Jumat kembali turun ke $1,697 dengan kembali menguatnya dollar AS.
Pergerakan Harga Emas Harian Minggu Lalu
Harga emas naik pada awal perdagangan sesi AS hari Senin. Emas berhasil menangkap permintaan safe-haven pada awal perdagangan di minggu yang baru. Pasar secara umum mengalami keengganan terhadap resiko yang tinggi di tengah kegelisahan karena goyahnya pasar keuangan, obligasi dan saham.
Pasar emas mengalami momentum yang baru dengan lemahnya aktifitas manufaktur di AS menggerakkan permintaan safe – haven bagi metal berharga emas.
Data terbaru dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan aktifitas manufaktur pada bulan September hampir-hampir tidak berkembang. PMI manufaktur dari ISM jatuh ke 50.9% pada bulan September, meleset dari yang diperkirakan dan turun dari angka di bulan Agustus di 52.8. Para ekonom memperkirakan angka PMI manufaktur AS akan muncul relatif stabil di 52.5%.Laporan ini memberikan catatan bahwa aktifitas manufaktur AS sedang berada pada titik terendah sejak bulan Mei 2020 ketika ekonomi global terpukul hebat karena negara-negara di dunia mengimplimentasikan lockdown yang ketat sebagai akibat dari merebaknya pandemik Covid – 19.Emas berjangka kontrak bulan Oktober naik $30.70 ke $1,691.80 per troy ons.
Harga emas naik pada awal perdagangan sesi AS hari Selasa, mencetak ketinggian tiga minggu. Pergerakan naik harga emas telah menunjukkan kekuatan pembelian yang berkelanjutan yang penting pada hari Selasa, setelah kenaikan yang solid pada hari Senin, yang menyarankan akan bisa ada kenaikan lebih banyak lagi bagi harga emas dalam jangka pendek.
Emas berjangka kontrak bulan Oktober naik $35.50 ke $1,726.10 per troy ons.
Baca Juga : Rekomendasi GBP/USD Mingguan 10 – 14 Oktober 2022: Bearish Mendominasi
Harga emas turun pada awal perdagangan sesi AS hari Rabu, karena koreksi harga yang rutin atas keuntungan yang solid yang dibukukan pada hari Senin dan Selasa. Rebound yang kuat atas indeks dollar AS juga menjadi elemen bearish bagi emas di luar pasar emas. .
Harga emas mengalami penurunan lebih jauh setelah dirilis laporan pekerjaan ADP AS yang sedikit lebih kuat daripada yang diperkirakan dimana pertambahan pekerjaan sebanyak 208.000 di bulan September, dibandingkan dengan yang diperkirakan sebesar 200.000.
Emas berjangka kontrak bulan Oktober turun $17.90 ke $1,708.20 per troy ons. Sementara perak berjangka Comex bulan Desember turun $0.754 ke $20.350 per ons.
Harga emas sedikit turun pada awal perdagangan sesi AS hari Kamis, karena rebound yang kuat atas indeks dollar AS dari kerendahan pada awal minggu membatasi minat beli di pasar emas.
Pada awal minggu ini, ada pendapat di pasar bahwa Federal Reserve AS kemungkinan akan melonggarkan kebijakan moneternya yang agresif ketatnya. Namun, data ekonomi AS yang malah menguat pada minggu ini dan masih hawkish-nya komentar – komentar dari para pejabat the Fed banyak meniadakan pendapat tersebut. Hal ini membuat indeks dollar AS berhasil mengumpulkan kembali kekuatannya dan mengalami rebound yang kuat. Salah seorang analis mengatakan adalah suatu konsepsi yang salah untuk percaua bahwa the Fed akan mulai melonggarkan kebijakan moneternya yang agresif ketatnya segera begitu melihat data – data ekonomi AS menunjukkan penurunan. The Fed masih akan harus tetap restriktif sampai inflasi benar – benar mulai turun secara signifikan.
Emas berjangka kontrak bulan Oktober turun $2.80 ke $1,706.00 per troy ons.
Harga emas turun pada awal perdagangan sesi AS hari Jumat, setelah munculnya laporan pekerjaan AS bulan September yang bukan merupakan kejutan yang besar bagi pasar, namun menunjukkan hal yang baik secara internal yang tidak dengan kuat menunjukkan bahwa ekonomi AS sedang menuju resesi sehingga mendorong naik dollar AS.
Dipandang sebagai data ekonomi AS yang paling penting pada minggu ini, kalau bukan bulan ini, laporan employment AS bulan September dari Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Jumat menunjukkan bahwa angka pekerjaan non-farm AS naik sebesar 263.000, sedikit di bawah daripada yang diperkirakan kenaikan sebesar 275.000. Laporan bulan Agustus menunjukkan bahwa pekerjaan non-farm AS naik sebesar 315.000. Tingkat pengangguran pada bulan September turun menjadi 3.5% yang adalah lebih rendah daripada yang diperkirakan. Sementara tingkat pengangguran sebelumnya, di bulan Agustus, berada pada 3.7%. Upah per jam rata-rata naik 4.98% dibandingkan dengan tahun lalu. Pasar memandang laporan pekerjaan AS ini tidak bisa membuat Federal Reserve AS berubah dari kebijakan moneter yang agresif ketatnya.
Emas berjangka kontrak bulan Oktober turun $9.40 ke $1,697.40 per troy ons.
Resiko Besar
Metal berharga emas memanjat naik pada minggu lalu karena naiknya resiko di dalam pasar keuangan dan karena potensi perlambatan ekonomi. Berita – berita yang negatip menaikkan pertaruhan bagi perubahan Federal Reserve AS dari siklus pengetatannya yang agresif.
Beberapa event dengan resiko yang besar yang ada pada horizon telah membantu emas mengalami pemulihan. Inggris yang harus menghadapi tenggat waktu atas pembelian obligasinya dalam satu minggu, harus mengumumkan langkah – langkahnya. Bank of Japan harus melakukan intervensi untuk mendukung Yen Jepang. Ke depannya akan ada lebih banyak tindakan darurat dari para bank sentral utama dunia yang menunjukkan meningkatnya resiko pasar global. Karenanya banyak taruhan yang mendukung Federal Reserve AS untuk segera melakukan perubahan dari kebijakan moneternya yang agresif ketatnya.
Tidak Semua Data Buruk
Meskipun demikian, tidak semua data makro ekonomi yang keluar buruk yang sesuai dengan pandangan di atas. Salah satunya adalah laporan pekerjaan AS yaitu Nonfarm Payrolls (NFP) bulan September yang sekali lagi memberikan konfirmasi bahwa situasi employment di AS masih kuat dengan tingkat pengangguran turun ke 3.5%. Level tingkat pengangguran seperti ini adalah bukan level dimana the Fed akan harus segera mengubah kebijakan moneternya.
Laporan NFP tersebut menunjukkan bahwa dampak dari pengetatan kebijakan moneter masih belum terasa. Pasar saat ini memperhitungkan dalam harga 75% kemungkinan the Fed akan menaikkan tingkat bunganya sebanyak 75 bps lagi pada pertemuan bulan November nanti. Jika hal ini benar terjadi, maka akan merupakan kenaikan tingkat bunga yang keempat yang sebesar itu.
Potensi Turun
Penurunan dalam tekanan harga tidak terjadi dengan cukup cepat. The Fed masih akan terus sangat agresif dengan retorikanya yang hawkish dan hal ini adalah lingkungan yang sulit bagi emas. Emas dalam kondisi rentan dan berpotensi turun lebih jauh.Minggu ini, rally harga emas bisa berbalik jika ekspektasi kenaikan tingkat bunga meningkat.
Baca Juga : Emas Bidik Penguatan Minggu Kedua Kala Dolar Turun, Payroll AS
Rally harga emas minggu lalu bisa jadi merupakan rally yang sebentar saja karena banyak rasionalisasi investasi kebenaran dalam memegang emas adalah bahwa the Fed bisa berubah dan memperlambat kenaikan tingkat suku bunganya. Asumsi dasarnya adalah kita sudah melihat beberapa bank sentral utama dunia melakukan perubahan atas kebijakan moneternya yang super agresif ketatnya. Beberapa bank sentral lainnya akan lebih cepat melakukan perubahan dibandingkan dengan the Fed. Bank sentral AS ini tidak mungkin berubah dengan cepat karena hal ini akan menghancurkan kredibilitas the Fed sendiri.
Employment Merupakan “Laggging Indicatorâ€
Minggu ini, pasar masih terus menggali data makro ekonomi AS Nonfarm Payrolls yang terbaru. Perlu diingat bahwa employment adalah lagging Indicator. Perubahan terhadap kenaikan tingkat bunga memakan waktu antara 9 sampai 18 bulan untuk difilter melalui ekonomi. Apabila inflasi mulai mendingin, justifikasi untuk menaikan tingkat bunga berikutnya sebelum dampaknya terjadi, memberikan kemungkinan the Fed sudah keburu berjalan lebih dahulu di depan.
The Fed kemungkinan lebih kuatir dilihat menangani inflasi daripada yang seharusnya. Bagi emas, hal ini berarti akan ada pelemahan yang serius atas harga emas dalam jangka pendek. Namun, pada akhir tahun ini atau permulaan tahun depan, bisa ada ledakan kenaikan harga emas apabila efek dari tingkat bunga yang tinggi telah terfilter di dalam ekonomi.
Penggerak Pendukung Harga Emas
Beberapa penggerak harga emas yang mendukung naik pada saat ini adalah ketegangan geopolitik, termasuk perang di Ukraina, meningkatnya ancaman perang nuklir dan krisis energi.
Selain itu, dinamika musiman juga masih bekerja mendukung naik harga emas. Saat ini memasuki musim festival di India, yang akan diikuti dengan musim pernikahan yang membutuhkan banyak emas. Di Turki dan Cina, saat ini juga sedang ada kenaikan impor emas yang besar.
Minggu Ini adalah Minggu Inflasi
Laporan Consumer Price Index (CPI) pada minggu ini yang akan dirilis pada hari Kamis, adalah event pasar yang utama yang akan diamati dengan seksama. Apabila inflasi mendingin, hal ini akan mendorong naiknya pertaruhan bahwa the Fed akan mengubah kebijakan moneternya yang agresif ketatnya yang akan membantu kenaikan harga emas.
Sebaliknya apabila laporan yang keluar menunjukkan bahwa inflasi AS lebih panas daripada yang diperkirakan, hal ini akan bisa membuat terjadinya aksi jual emas yang berikutnya.
Kehancuran permintaan emas benar – benar terjadi dengan bekerjanya kenaikan tingkat bunga melalui sistem perekonomian. Apabila laporan yang keluar menunjukkan bahwa inflasi AS muncul sesuai atau lebih panas daripada yang diperkirakan, maka emas dalam jangka pendek akan bisa menghadapi masalah.
Namun, bulan November kemungkinan akan menjadi kenaikan tingkat bunga dari the Fed yang terakhir. Setelah bulan November, bank sentral AS ini kemungkinan akan mencari jalan untuk menurunkan ke agresifannya dalam menaikkan tingkat bunga.
Konsensus pasar memperkirakan angka inflasi tahunan AS bulan September muncul di 8.1% setelah meningkat di 8.3% pada bulan Agustus. Inflasi inti tahunan diperkirakan naik ke 6.5% dari sebelumnya 6.3%.
Support & Resistance
“Support†terdekat menunggu di $1,690 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,675 dan kemudian $1,666.
“Resistance†terdekat menunggu di $1,722 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,738 dan kemudian $1,746.
Sumber : Rekomendasi Emas Mingguan 10 – 14 Oktober 2022: Menghadapi Resiko Besar? – Vibiznews.com
Pingback: Dolar Terus Rally karena Ketakutan - PT. VICTORY INTERNATIONAL FUTURES