USD/JPY Tembus 135,00 karena Pembicaraan Fed, Hubungan RRT-Rusia serta Yield yang Lesu karena Jepang Libur

  • USD/JPY mengambil tawaran beli yang mengembalikan bias bullish, tetap lesu di sekitar level tertinggi dua bulan.
  • Harapan pemulihan ekonomi memungkinkan imbal hasil turun dari puncak multi-hari.
  • Ekuitas yang beragam, kekhawatiran terhadap sikap hawkish BoJ juga menahan para pembeli USD/JPY.
  • Notulen FOMC, pembicaraan The Fed mendukung suku bunga yang lebih tinggi, kekhawatiran atas geopolitik juga mendukung permintaan safe haven Dolar AS.

USD/JPY menguat di sekitar 135,00 karena para pembeli berusaha keras untuk merebut kembali kendali, setelah penutupan harian yang suram, meskipun ada kekuatan Dolar AS yang luas. Alasannya dapat dikaitkan dengan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah menjelang hari libur Jepang hari ini.

Perlu dicatat bahwa meredanya kekhawatiran ekonomi, terutama yang berasal dari data ekonomi global yang lebih kuat baru-baru ini, tidak hanya dari AS, tampaknya telah mendorong kembali penurunan obligasi. Akibatnya, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun dan dua tahun mencatatkan penutupan harian negatif pertamanya dalam tiga hari dan turun dari level tertinggi sejak awal November, yang ditandai baru-baru ini. Meskipun begitu, hasil cetak terbaru dari imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun dan dua tahun adalah 3,93% dan 4,70%.

Di tempat lain, keraguan mengenai kemampuan Gubernur Bank of Japan (BoJ) Haruhiko Kuroda untuk memainkan peran penting dalam liga dovish sebelum ia pensiun pada bulan April juga tampaknya telah menahan para pembeli USD/JPY. Di baris yang sama bisa jadi angka inflasi dan aktivitas yang baru-baru ini lebih kuat dari Jepang.

Di atas semua itu, kekhawatiran atas sikap hawkish Federal Reserve (The Fed) dan kekhawatiran atas geopolitik membuat USD/JPY tetap optimis.

Presiden AS Joe Biden berpikir bahwa mitranya dari Rusia tidak akan menggunakan senjata nuklir dengan mengingkari perjanjian internasional. Namun, kekhawatiran seputar perang Ukraina-Rusia masih jauh dari selesai, dengan edisi terbaru dari Barat dan Tiongkok yang meningkatkan masalah ini menjadi lebih buruk. Wall Street Journal (WSJ) baru-baru ini mengatakan bahwa AS sedang mempertimbangkan untuk merilis informasi intelijen mengenai potensi transfer senjata dari Tiongkok ke Rusia.

Sebelumnya, komentar dari diplomat tinggi Tiongkok Wang Yi dan Presiden Rusia Putin membebani sentimen dan mendasari terburu-buru menuju keamanan risiko, yang pada gilirannya mendukung para pembeli USD/JPY. Diplomat Tiongkok Wang Yi bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengatakan bahwa mereka siap untuk memperdalam kerja sama strategis dengan Rusia pada hari Rabu, seperti yang dilaporkan oleh Reuters. Pengambil kebijakan Tiongkok ini juga menambahkan bahwa hubungan mereka tidak akan tunduk pada tekanan dari negara ketiga. Sementara itu, Putin mencatat bahwa sangat penting bagi mereka untuk memiliki kerjasama dengan Tiongkok dan mengatakan bahwa ia menantikan kunjungan Presiden Tiongkok Xi Jinping ke Moskow.

Di sisi lain, Risalah Rapat Kebijakan Moneter Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) terbaru menyatakan bahwa semua peserta setuju kenaikan suku bunga lebih lanjut diperlukan untuk mencapai target inflasi dan juga mendukung pengurangan neraca keuangan The Fed lebih lanjut. Senada dengan itu, Presiden Federal Reserve St Louis James Bullard juga menyebutkan bahwa The Fed harus menaikkan suku bunga di atas 5% untuk menjinakkan inflasi, seperti yang dilaporkan oleh Reuters. Pengambil kebijakan itu juga menyatakan bahwa ia yakin ada peluang bagus untuk mengalahkan inflasi tahun ini tanpa menciptakan resesi. Selain itu, Presiden Federal Reserve Bank of New York John Williams menyoroti kekhawatiran yang mendukung kenaikan suku bunga The Fed dengan mengatakan, seperti dikutip Reuters, “The Fed benar-benar berkomitmen untuk mengembalikan inflasi ke 2%.”

Dengan latar belakang ini, indeks Wall Street ditutup bervariasi sedangkan Kontrak Berjangka S&P 500 tetap sedikit menguat akhir-akhir ini.

Selanjutnya, hari libur di Jepang dapat membatasi pergerakan USD/JPY, namun estimasi kedua dari perincian Personal Consumption Expenditures (PCE) AS untuk kuartal keempat (Q4), serta pembacaan awal Produk Domestik Bruto (PDB) Kuartal 4 AS, akan menjadi penting untuk memberikan arah yang baru.

Analisis Teknikal

Kecuali jika turun kembali di bawah level Exponential Moving Average (EMA) 200-hari di sekitar 133,80, maka para pembeli USD/JPY akan mengambil alih kendali.

LEVEL-LEVEL TEKNIS USD/JPY

TINJAUAN
Harga terakhir hari ini134.94
Perubahan harian hari ini0.00
Perubahan harian hari ini %0.00
Pembukaan harian hari ini134.94
TREN
SMA 20 Harian131.96
SMA 50 Harian131.86
SMA 100 Harian137.36
SMA 200 Harian137.01
LEVEL
Tinggi Harian Sebelumnya135.06
Rendah Harian Sebelumnya134.37
Tinggi Mingguan Sebelumnya135.11
Rendah Mingguan Sebelumnya131.27
Tinggi Bulanan Sebelumnya134.78
Rendah Bulanan Sebelumnya127.22
Fibonacci Harian 38,2%134.8
Fibonacci Harian 61,8%134.63
Pivot Point Harian S1134.52
Pivot Point Harian S2134.1
Pivot Point Harian S3133.83
Pivot Point Harian R1135.21
Pivot Point Harian R2135.48
Pivot Point Harian R3135.91