• Indeks USD mundur dari puncaknya sejak April yang dicapai pada hari Kamis.
• Dolar AS (USD) diharapkan masih akan menguat karena data ekonomi dari AS.
• Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyatakan keyakinannya untuk mengelola inflasi tanpa merusak pasar tenaga kerja.
• Para pedagang menunggu data IHK AS, dengan harapan akan mendapatkan wawasan mengenai prospek inflasi.

Indeks Dolar AS (DXY), yang membandingkan kinerja Dolar AS (USD) terhadap enam mata uang utama lainnya, diperdagangkan lebih rendah di sekitar 104,80 sedikit di bawah puncaknya sejak bulan April yang dicapai pada hari Kamis. Namun, imbal hasil obligasi AS yang membaik dapat mendukung kekuatan Greenback. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik menjadi 4,29%, naik 0,66% pada saat laporan ini ditulis.

Kekuatan Dolar AS (USD) terus ditopang oleh data ekonomi Amerika Serikat (AS), serta prospek yang berbeda jika dibandingkan dengan Zona Euro yang menunjukkan tanda-tanda tekanan ekonomi yang semakin meningkat. Perekonomian AS berkinerja kuat dan tampaknya berada di jalur menuju perlambatan ekonomi yang bertahap dan terkendali.

Baca Juga : Menkeu AS Yellen: Merasa Yakin akan Adanya Soft Landing bagi

Selain itu, data Klaim Pengangguran Awal AS untuk pekan yang berakhir pada tanggal 2 September menunjukkan angka 216.000, lebih baik dari ekspektasi pasar 234.000 dan lebih rendah dari angka revisi 229.000 dari pekan sebelumnya. Data pasar tenaga kerja yang baik ini dapat berperan dalam menopang ketahanan Dolar AS.

Pada hari Ahad, ketika kembali dari KTT G20, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyatakan keyakinannya bahwa AS akan mampu mengelola inflasi tanpa membahayakan pasar kerja. Yellen juga menyatakan, “Setiap ukuran inflasi sedang menuju ke arah penurunan.”

Presiden Fed Bank Chicago Austan Goolsbee telah membuat pernyataan bahwa tujuan Federal Reserve (Fed) AS adalah untuk mendorong ekonomi ke “jalur emas.” Jalur ini menandakan skenario di mana inflasi mereda tanpa menyebabkan resesi, sebuah keseimbangan yang sulit yang sering diupayakan oleh bank-bank sentral untuk dicapai untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

Dalam sebuah pernyataan pada pekan lalu, Presiden Federal Reserve Bank of New York, John Williams, mempertahankan sikap yang fleksibel mengenai kebijakan suku bunga AS di masa depan. Williams mengakui penurunan inflasi dan mencatat bahwa ekonomi mencapai keseimbangan yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa mungkin tidak ada kebutuhan mendesak untuk kenaikan suku bunga di akhir bulan ini, yang mengindikasikan pendekatan yang hati-hati terhadap kebijakan moneter.

Selain itu, para investor menanti sinyal dari The Fed mengenai niatnya untuk mempertahankan kenaikan suku bunga dalam waktu yang lama. Selain itu, para pedagang mengharapkan bahwa The Fed akan memberlakukan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) pada akhir 2023. Sikap hawkish yang diambil oleh bank sentral ini berpotensi memberi dukungan lebih lanjut untuk USD.

Investor kemungkinan akan memantau Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) untuk bulan Agustus, yang dijadwalkan akan dirilis pada hari Rabu. Data ini diharapkan dapat memberikan wawasan berharga mengenai skenario inflasi dan dapat mempengaruhi keputusan investor mengenai Greenback.

LEVEL TEKNIS SPOT INDEKS DOLAR